Virus Corona yang melanda seluruh dunia ini berdampak pada semua sektor usaha, termasuk Indonesia. Mulai dari pariwisata, ritel, hingga manufaktur sangat berdamppak akibat adanya pandemi. Jumlah kasus yang masih terus bertambah juga mempengaruhi pertumbuhan investasi di Indonesia.

Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mengungkapkan bahwa adanya Pandemi Covid-19 merupakan ancaman serius yang dapat mempengaruhi stabilitas sebuah negara. Jika melihat hubungan perdagangan yang melibatkan negara-negara episentrum Covid-19 seperti RRT tentu nilai investasi terjadi penurunan.

“Lockdown” faktor penyebab pertumbuhan investasi di Indonesia lambat

Kegiatan investasi sangat terganggu akibat adanya Pandemi ini. Salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan investasi di Indonesia menurun adalah adanya pembatasan atau lockdown. Faktor tersebut menyebakan aktivitas bisnis seperti rantai pasokan bahan material, khususnya dari RRT terhambat.

Sementara untuk nilai investasi pada sektor jasa, akan memberikan fasilitas terhadap barang impor dari RRT. Ini dibuktikan dari data BKPM yang menyebutkan realisasi investasi di sektor tersier pada Januari hingga September 2020 mencapai Rp338,7 triliun atau 55,4% dari total realisasi investasi. Sektor tersier tersebut meliputi jasa pegudangan, telekomunikasi, dan transportasi.

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa impor non migas yang berasal dari RRT mencapai US$28,22 miliar atau setara dengan 30,22% dari total nilai impor Indonesia. Produk impor non migas yang paling banyak antara lain peralatan mekanis, besi, baja, mesin, perlengkapan elektrik, tembakau, pupuk, abu logam, hingga kereta api.

Hingga saat ini, Indonesia merupakan market yang besar bagi RRT. Ini tentu merupakan sebuah keuntungan bagi RRT karena barang-barang impor dari negara tersebut cenderung lebih kompetitif dibandingkan impor dari negara lain.

Pertumbuhan investasi di Indonesia pada tahun 2021 dinilai masih belum stabil. Harus ada kebijakan khusus yang dapat menarik bagi pengusaha untuk melakukan investasi di Indonesia. Meski pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan seperti pengadaan vaksin namun hal ini dinilai masih kurang berpengaruh.

Meski banyak hambatan di tengah Pandemi, BKPM masih optomis nilasi investasi di Indonesia dapat naik. BKPM telah menetapkan target realisis investasi di Indonesia sebesar Rp858,5 triliun. Selain itu, BKPM akan fokus memulihkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021. Upaya yang dilakukan BKPM selanjutnya adalah fokus pada investasi yang mangkrak dan memprioritaskan investasi berskala besar.